Karimun, metro12news.id– Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kemaritiman, Bupati Karimun Ing Iskandar menegaskan komitmennya untuk mengembangkan layanan Ship to Ship (STS) di wilayah Tanjung Balai Karimun.
Menurutnya, STS Karimun memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan maritim strategis. Namun, pengembangannya membutuhkan kolaborasi menyeluruh antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, khususnya nelayan. “Pengembangan STS ini harus melibatkan semua pihak. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting, terutama untuk menata sektor maritim agar lebih tertata dan berkelanjutan,” ujarnya.
Saat ini, fasilitas STS Karimun masih tertinggal dibandingkan dengan STS di Pulau Nipah, Kota Batam. Hal ini berakibat pada minimnya jumlah kapal yang singgah di Karimun. “Fasilitas kita masih belum memadai. Ke depan, kita akan berkoordinasi dengan Pelindo dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) untuk membenahi infrastruktur dan layanan,” kata Iskandar saat diwawancarai media pada Jumat (18/10/25).
Bupati juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan wilayah perairan Karimun agar kapal-kapal merasa aman untuk berlabuh. Dengan posisi yang strategis dan jarak yang tidak terlalu jauh dari jalur pelayaran utama di Singapura dan Malaysia, peluang pertumbuhan STS Karimun dinilai sangat besar.
“Banyak kapal besar di perairan Singapura dan Malaysia yang saat ini masih mengantri. Ini peluang bagi kita untuk menarik mereka ke Karimun. Tapi syaratnya, kondisi perairan kita harus kondusif,” tambahnya.
Sebagai langkah awal, Pemkab Karimun telah membentuk tim yang bertugas menyusun formula pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak pengelola STS, agar dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama nelayan.
Sementara itu, General Manager Pelindo Regional I Tanjung Balai Karimun, Joni Hutama, menyebut bahwa pengaktifan kembali STS Karimun memang perlu dilakukan secara bertahap. Aktivitas STS di wilayah tersebut sempat menurun drastis sejak 2019 akibat pembatasan selama pandemi COVID-19. Ditambah lagi, Kota Batam telah membuka area labuh jangkar di Pulau Nipah, yang menjadi pesaing utama STS Karimun.
“Sekarang saatnya kita hidupkan kembali STS Karimun. Potensinya masih besar, asal kita fokus pada pembenahan dan promosi,” ujar Joni.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pengelola pelabuhan, dan masyarakat, pengembangan STS Karimun diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah tersebut. (Jaya)