Karimun, Kepri – Menggeliatnya pasar modern alias supermarket di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau khusunya di Pulau Karimun besar tidak serta merta menjadikan wilayah tersebut berkembang. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung hilang.
Dilihat dari sudut investasi, berkembangnya supermarket di daerah berjuluk Bumi Berazam tersebut diyakini dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak.
Namun disayangkan, sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merasakan dampak yang cukup berat.
Dari pantauan awak media ini disepanjang jalan dikawasan Batu Lipai hingga jalan Poros dan sekitarnya, terlihat bererapa kios milik warga yang tutup imbas dari berdirinya belasan supermarket dalam kurun dua tahun terakhir.
ST (53), pemilik kios yang dihapit dua supermarket disekitaran kawasan sepanjang jalan Batu Lipai mengatakan, terpaksa menutup lapak dagangannya. Ia mengaku jika enam bulan terakhir, lapak miliknya sepi pembeli.
“Sejak ada dua supermarket ini, gak ada lagi pembeli, biasanya ramai. Warga lebih memilih ke supermarket karena harganya lebih murah dan banyak diskon, serta produk dari luar negeri,” keluhnya, Jumat (09/04/2021).
Dirinya berharap, Pemda Karimun dapat berpihak pada usaha kecil menengah, ketimbang industri market.
“Kami berharap, pemerintah mendukung usaha kecil, jangan hanya janji aja,” cetusnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan ESDM Kabupaten Karimun Muhammad Yosli saat dihubungi awak media menyebutkan, jika perkembangan supermarket tidak dapat dielak.
Sambungnya, pendirian supermarket harus mentaati persyaratan yang telah ditentukan.
“Semestinya pihak terkait (dinas perizinan_red) dapat memikirkan jarak antar supermarket dengan pasar tradisional. Dan supermarket harus melengkapi dagangannya dengan produk lokal. Namun masalah perizinan itu bukanlah wewenang kami,” ucap Yosli via sambungan seluler.
Sementara itu, Kepala Dinas Perizinan dan Investasi Terpadu Kabupaten Karimun Sularno menyampaikan, pihaknya belum memastikan perizinan yang telah diterbitkan.
“Kita belum evaluasi izin yang sudah diterbitkan. Kita akan evaluasi atas dampak itu (supermarket_red),” katanya.
Lanjut Sularno, berkembangnya supermarket di Karimun pertanda investasi yang semakin membaik.
Namun, sayangnya, pihaknya belaum melakukan evaluasi dampak buruk bagi usaha mikro dan menengah.
“Kita akan evaluasi ulang jika ada dampak terhadap usaha mikro,” katanya lagi.
Hingga saat ini, dalam kurun setahun terakhir lebih dari belasan supermarket yang berdiri di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Hal ini lah tentunya dikhawatirkan para pedagang kecil. (red)